LAMINASI
Laminasi adalah proses penutupan atau pelapisan permukaan dengan menggunakan lapisan pelindung yang transparan. Proses ini melibatkan penggunaan bahan laminasi, seperti film plastik atau kertas laminasi, yang ditempatkan di atas permukaan yang ingin dilapisi dan kemudian diikat dengan menggunakan panas, tekanan, atau adhesif.
Laminasi artinya melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas atau bahan pustaka dapat dihentikan oleh pelapis bahan pustaka yang terdiri dari film oplas, kertas cromtom, atau kertas pelapis lainnya.
Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel di bahan pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan polutan. Proses laminasi biasanya digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki dengan cara lain misalnya seperti menambal, menjilid, menyambung dan sebagainya. Biasanya kertas atau bahan pustaka yang dilaminasi adalah yang sudah tua dan berwarna kuning cokelat.
Laminasi sering digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti dokumen penting seperti kartu identitas, kartu nama, sertifikat, dan dokumen bisnis. Selain itu, laminasi juga digunakan pada poster, foto, peta, kartu permainan, stiker, dan produk kertas lainnya yang memerlukan perlindungan tambahan.
Setelah kita tetapkan bahwa sebuah bahan pustaka perlu diawetkan karena memiliki nilai sejarah atau nilai budaya yang lain, maka bahan pustaka tersebut kita laminasi. Dokumen yang telah dihilangkan atau dikurangi tingkat keasamannya di atas, kita awetkan dengan cara laminasi. Ada dua cara laminasi, yaitu dengan mesin dan secara manual.
1. Laminasi Mesin
- Laminasi Mesin dengan cara dingin
- Laminasi mesin dengan cara panas
Laminasi mesin dengan cara dingin ialah melapisi kedua sisi kertas dengan bahan yang disebut film oplas. Film ini diimpor dari Jerman. Film oplas ini mengandung lem, dan dapat dibuka kembali dengan cara membasahinya dengan air.
Dua buah rol film oplas kita pasang pada sebuah mesin penggerak, di atas dan di bawah bahan pustaka. Petugas laminasi memasukkan kertas yang akan dilaminasi di antara kedua film oplas tersebut seperti kalau kita memasukkan kertas yang akan dikirim melalui facsimile, atau mesin pembuat transparansi film untuk OHP. Dua rol folm oplas itu bertemu dengan permukaan kertas yang akan dilaminasi. Seolah kedua film tersebut menelan bahan pustaka penting tadi dan memuntahkannya di bagian belakang mesin yang bergandengan antara satu bahan pustaka dengan lainnya.
Kemudian dipotong satu per satu dan dijilid atau disusun menurut nomor berurutan sesuai dengan susunan aslinya. Sebagai petugas harus rajin membersihkan dan memelihara mesin, serta memahami betul cara bekerjanya. Teknik memasukkan bahan pustaka di antara dua film oplas harus diperhatikan agar tidak terjadi adanya gelembung udara antara bahan pustaka dan pelapis. Mengingat harganya yang mahal, harus dipertimbangkan masak-masak apakah bahan pustaka laik untuk dilaminasi. Kalau tak mungkin memiliki sendiri alat laminasi itu, perpustakaan dapat mengadakan kerja sama. Atau diserahkan kepada perusahaan komersial.
Di Indonesia yang memiliki
peralatan ini adalah Arsip Nasional Republik Indonesia, Jl. Ampera Raya No. 12
Jakarta Selatan.
Laminasi dengan cara panas menggunakan kertas cromton untuk melapisi kedua sisi bahan pustaka. Kertas dipanaskan antara 70-90°C, agar kertas cromton tersebut dapat menempel pada bahan pustaka. Cara kerjanya juga sama seperti cara dingin, hanya kalau pelapisnya mau dilepaskan dari bahan pustaka, kita bisa menggunakan acean, dan bahan pustaka aslinya bisa kita dapatkan kembali.
Dalam melaminiasi bahan pustaka kita tidak boleh sembarangan, harus dipikirkan bagaimana caranya agar bahan pustaka tidak menjadi rusak oleh bahan pelapis. Pada laminasi “paten” kertas pelapis tidak bisa dibuang tanpa meninggalkan bekas-bekas kerusakan pada bahan pustaka.
2. Laminasi dengan Manual
Cara ini dikerjakan dengan menggunakan kertas
laminasi yang kita impor khusus dari luar negeri. Bahan ini belum diproduksi di
Indonesia.
Cara penggunaannya kita
letakkan kertas laminasi di meja yang diberikan alas. Kemudian bahan pustaka
ditempatkan di atasnya, sesudah itu diletakkan kertas laminasi lagi. Jadi
seperti membuat sandwich. Kemudian oleskan aceton yang bersedia di cawan,
dengan kuas. Hati-hati jangan sampai ada gelembung udara di antara kertas
pelapis dan bahan pustaka. Jangan terlalu menekan kertas, sebab bisa merobek
kertas laminasi dan bahan-bahan pustakanya. Kemudian dikeringkan. Setelah
kering maka pinggirnya digunting dengan rapi. Dokumen akan menjadi lebih awet
dan udara luar tidak akan mengganggu zat kimia yang terdapat pada kertas,
sehingga proses keasaman terhenti.
Biaya untuk laminasi cukup
mahal. Satu halaman folio bisa mencapai Rp. 1.000,00 karena itu kalau memang
tidak sangat penting, tidak perlu diadakan laminasi, tetapi cukup dengan cara
encapsulasi yang bisa menggunakan plastik biasa dan double sided tape. Bahan
yang baik ialah plastik estralon.
3. Laminasi Lontar
Untuk menjaga kelangsungan
hidup lontar, lontar perlu dilaminasi. Pelaksanaannya lama seperti yang
dilakukan pada bahan pustaka jenis kertas.
Agar dapat bertahan lama,
lontar harus diberikan bahan-bahan penahan temperatur tinggi. Untuk menghindari
pengaruh iklim, lontar dapat dilapisi dengan minyak sereh. Cara itu dilakukan
agar lontar tidak kaku dan terhindar dari gangguan serangga. Untuk mencegah
pengaruh kelembaban, setiap daun lontar perlu dilapisi dengan acetone dan
ethanol. Campuran kimiawi itu dapat digunakan untuk membersihkan
bakteri-bakteri yang terdapat pada daun lontar. Fungsi lainnya dari campuran
kimiawi itu ialah pemberi daya pelumas terhadap daun lontar.
B. ENKAPSULASI
Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur , pengaruh asam, karena dimakan serangga, kesalahan penyimpanan, dan sebagainya.
Pada umumnya kertas yang akan dienkapsulasi berupa kertas lembaran seperti naskah kuno, peta, poster, dan sebagainya yang umumnya sudah rapuh. Pada enkapsulasi setiap lembar kertas diapit dengan cara menempatkannya di antara dua lembar plastic yang transparan. Jadi tulisannya tetap dapat dibaca dari luar. Pinggiran plastic tersebut, ditempeli lem dari double sided tape tadi, sehingga bahan pustaka tidak terlepas.
Enkapsulasi mirip menempatkan bahan pustaka pada amplop yang terbuat dari plastik, tetapi dalam enkapsulasi tidak ada udara di dalamnya seperti pada amplop.
Perbedaan antara laminasi dan enkapsulasi ialah bahwa pada laminasi, bahan pustaka menempel dengan pembungkusnya, sedangkan pada enkapsulasi bahan pustaka tidak menempel, sehingga kalau diperlukan, bahan pustaka bisa diambil dengan utuh, dengan cara menggunting bagian tepi plastic pelindungnya. Ijazah atau bahan pustaka penting lainnya lebih baik di enkapsulasi daripada dilaminasi. Dokumen tetap terlindung, awet, dan tidak rusak. Yang penting harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah bahwa kertas harus bersih, kering, dan bebas asam (sudah dideasidifikasi).
Dalam konteks bahan pustaka atau perpustakaan, enkapsulasi merujuk pada praktik menyimpan dan mengatur bahan pustaka dalam unit atau wadah tertentu. Ini memungkinkan pengelompokan dan pengorganisasian yang efisien dari bahan pustaka untuk memudahkan pencarian, identifikasi, dan pemeliharaan koleksi.
Berikut adalah beberapa contoh enkapsulasi dalam bahan pustaka:
- Koleksi: Bahan pustaka dapat dienkapsulasi dalam koleksi yang berfokus pada topik, subjek, atau jenis tertentu. Misalnya, koleksi dapat berisi buku-buku dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, sejarah, atau media khusus seperti film atau musik. Dengan mengelompokkan bahan dalam koleksi, perpustakaan dapat menyediakan akses yang mudah dan terorganisir untuk pengguna.
- Rak atau kategori: Bahan pustaka sering ditempatkan dalam rak atau kategori tertentu sesuai dengan klasifikasi atau tata letak yang ditetapkan. Ini dapat mencakup pengelompokan berdasarkan jenis bahan (buku, majalah, DVD), subjek (ilmu sosial, sains, seni), atau format (cetak, elektronik). Mengenkapsulasi bahan dalam rak atau kategori memudahkan pengguna untuk menemukan dan memilih bahan yang mereka butuhkan
- Metadata: Metadata adalah informasi deskriptif tentang bahan pustaka seperti judul, pengarang, tahun terbit, dan subjek. Dalam enkapsulasi, metadata digunakan untuk mengatur dan mengindeks bahan pustaka. Hal ini memungkinkan pengguna perpustakaan untuk melakukan pencarian dan penelusuran yang efisien melalui basis data atau katalog perpustakaan untuk menemukan bahan yang relevan dengan topik atau kebutuhan mereka.
- Sistem manajemen perpustakaan: Sistem manajemen perpustakaan (Library Management System) merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam perpustakaan untuk mengelola dan mengatur bahan pustaka. Sistem ini dapat mencakup fitur-fitur seperti pencatatan peminjaman, pengembalian, reservasi, dan penelusuran bahan pustaka. Dengan menggunakan sistem manajemen perpustakaan, bahan pustaka dapat dienkapsulasi dalam entitas digital yang memudahkan administrasi dan manajemen koleksi perpustakaan.
Kedua teknik ini dipilih berdasarkan kebutuhan perlindungan dokumen dan sifat material yang akan dilindungi.
Melalui praktik enkapsulasi dalam bahan pustaka, perpustakaan dapat meningkatkan aksesibilitas, pencarian, dan pengorganisasian bahan pustaka. Hal ini memberikan pengguna perpustakaan kemudahan dalam menemukan dan menggunakan sumber informasi yang mereka butuhkan.
Perbedaan Utama:
Aspek | Laminasi | Enkapsulasi |
---|---|---|
Adhesi | Plastik melekat pada dokumen. | Plastik tidak melekat pada dokumen. |
Permanen | Bersifat permanen. | Tidak permanen, dokumen bisa dikeluarkan. |
Tujuan | Perlindungan maksimal. | Perlindungan tanpa merusak dokumen. |
Penggunaan | Dokumen modern (ijazah, poster). | Dokumen berharga/arsip sejarah. |
maaf, apakah benar yg dijual di link ini adalah plastik polyester yang biasa digunakan untuk enkapsulasi? terima kasih
BalasHapushttps://www.tokopedia.com/ptariman/plastik-polyester-film-per-meter?trkid=f%3DCa0000L000P0W0S0Sh%2CCo0Po0Fr0Cb0_src%3Dsearch_page%3D1_ob%3D1000_q%3Dplastik+polyester_bmexp%3D0_po%3D25_catid%3D36_bmexp%3D0&whid=0
atau, apakah ini?
BalasHapushttps://www.tokopedia.com/lucassps/polyester-film-polytrans-film-laser-film